“Eksibisionis? Tukang pameran-pameran
gitu?” adalah tanggapan yang diberikan salah seorang teman saat Eli bercerita
tentang pengalaman yang baru saja Eli alami dua hari yang lalu.
Hmmm. Dari segi nama sih emang
terdengar keren. Tapi, eeeiitss.. don’t judge a kitten by its name..!! :p Nah berhubung
sepertinya masih banyak yang belum mengenal apa sih eksibisionis itu, Eli mendedikasikan post pertama di blog
ini untuk menceritakan pada temen-temen, khususnya para ladies, mengenai si tukang pameran ini. Tapi sebelumnya, Eli mau share dulu deh pengalaman Eli yang sangat
ga menyenangkan mengenai si eksibisionis ini.
Jadi tuh ya, dua hari yang lalu, Eli lagi jalan dari stasiun menuju ke rumah yang jaraknya ga nyampe sepuluh menit
jika ditempuh dengan berjalan kaki. Tak berapa lama, muncullah sesosok pria
misterius yang kemudian memarkir motornya di pinggir trotoar.
“Neng..., neng...,” panggil si
eksibisionis.
Eli yang polos mengira kalau tuh
makhluk malang tersesat dan mau nanya jalan atau sejenisnya. Ketika Eli menoleh,
si eksibisionis dengan penuh semangat nunjuk-nunjuk ke bawah. Wajarlah kalo Eli langsung ngelirik. Kali aja dia mau pamerin anjing puddle lucu ato kucing persia yang ngegemesin ke Eli. Eh tau-taunya
-____-
Sleting celana terbuka lebar dan si
“Mr.Junior” tergantung di sana. Bahkan si eksibisionis menowel-nowel si
“Mr.Junior” dengan girangnya, layaknya seorang bapak yang sedang bermain
pesawat-pesawatan model baru dengan putera kesayangannya yang masih balita (huek!).
Syukurlah, Eli yang selama ini terkenal dengan wajah datar hanya memandanginya dengan
sinis dan terus berlalu seperti tak terjadi apa pun, padahal dalam hati udah
was-was aja kalo sampe tuh orang turun trus dari motor trus nyosor kayak angsa
lepas. Untungnya ga terjadi apa-apa. Thanks
God!
Masalahnya, ini bukan kali pertama Eli menjumpai manusia seperti itu. Beberapa tahun yang lalu, ketika masih
rajin-rajinnya naik angkot ke kampus, Eli juga pernah melihat bapak-bapak yang melakukan
hal seperti ini di dalam angkutan umum. Tapi, nampaknya si bapak masih
malu-malu. Jadi ia hanya membiarkan “Mr.Junior”-nya menyembul keluar dari balik
sleting tanpa mencoba untuk menarik perhatian dari penumpang lain. Sialnya,
kenapa Eli yang harus duduk di seberang si bapak coba?!
Syukurnya cuma kejadian dua kali. Kalo
sampe terjadi untuk yang ketiga kalinya, mungkin malah Eli yang dituduh suka
ngintipin sleting orang. Tidaaaakk!! Ini murni cuma kebetulan! Cuma kebetulan!!
*tarik napas* (Maaf untuk penjelasannya yang terlalu absurd. Tapi ini sungguh adalah pengalaman nyata. Tanpa dikurangi
dan dilebih-lebihkan.)
So
ladies, udah bisa
menerka apa yang bakal Eli bahas di postingan ini? Yup. Sebuah penyimpangan
seksual yang cukup meresahkan. Apalagi Eli sudah mengalaminya dua kali. Dengan dua
pelaku yang berbeda. Di TKP yang berbeda. Ada apa dengan dunia ini?!
Penjelasan lebih mendalam mengenai
eksibisionis ini dapat temen-temen akses di psikologiabnormal, kompasiana,
vemale, dll. Tapi, buat yang males nyari dan buka satu-satu :p, Eli sudah merangkum
penjelasannya sebagai berikut.
Intinya, eksibisionis adalah kelainan
di mana pengidapnya merasakan kepuasan ketika memperlihatkan/mempertontonkan/memamerkan
alat kelaminnya pada orang lain. Dorongan fantasi seksual ini kebanyakan
terjadi pada pria, walaupun tak jarang juga menyerang kaum wanita. Sementara korbannya
rata-rata adalah kaum wanita dan anak-anak.
Eksibisionisme ini ditandai dengan dorongan
yang selalu muncul berulang-ulang, minimal selama 6 bulan. Si penderita merasa harus
memamerkan organ vitalnya pada orang lain yang tak dikenal dan yang tak menduga akan menyaksikan pameran ini secara LIVE di depan mata.
Lalu, dengan adanya dorongan fantasi yang tak normal ini, si penderita
lambat laun akan mengalami masalah interpersonal.
Apa sih yang menyebabkan seseorang
mengalami kelainan semacam ini? Well,
dikatakan kalo penyebabnya adalah keadaan masa kecil si penderita. Yup,
lagi-lagi trauma masa kecil, tak bedanya dengan para pelaku kejahatan seksual
pada anak-anak yang sedang marak terjadi saat ini. Bedanya, pengidap
eksibisionis diduga adalah mereka yang masa kecilnya super minder, alias kurang
percaya diri tingkat tinggi, juga sering merasa tidak aman, dan memiliki ibu
yang over-protective. Hal ini
menyebabkan mereka ga memiliki kesempatan untuk bergaul dengan lawan jenisnya. Dari
perasaan minder itu, muncullah dorongan untuk menjadi pusat perhatian. Salah satu
cara yang digunakan ya pamer-pamer begituan di depan umum. Intinya sih si penderita
bakal merasa semakin percaya diri karena merasa diperhatikan dan ditakuti oleh korban-korbannya.
Nah, jadi apa sih yang harus
dilakukan kalo sampai kita ketemu sama pengidap eksibisionis? (amit-amit, *getok-getok
kepala pake bata*) Hhmmm. Dari yang Eli baca, hal yang paling harus dihindari
adalah berteriak ketakutan. Kenapa? Karena ekspresi takut dan teriakan histeris
dari para korban itulah yang dicari oleh si pelaku. Seperti yang sudah
dijelaskan di paragraf sebelumnya, respon takut itu justru akan menambah
kepercayaan diri si pelaku dan dapat dipastikan ia akan mengulangi hal tersebut
lagi dan lagi. Jadi, ketika kita tanpa sengaja menjadi korban perbuatan gelo si
eksibisionis itu, cukup pasang tampang datar ato pura-pura ga liat aja. Intinya
sih jangan berikan respon apa pun. Ada juga yang menawarkan cara lain seperti
mempermalukan si eksibisionis, misal: mengejek alat kelamin si pelaku, atau kata-katain
aja dia di depan umum biar ngerasa malu sendiri. Tapi menurut Eli, cara ini buat
yang berani aja sih. Kali aja gitu si pelaku ternyata adalah eksibisionis yang
agresif trus ujung-ujungnya kita yang diuber-uber ama dia. Serem. Nah, kalo cara
yang sepertinya mau Eli aplikasikan sih: bawa gunting rumput. Jadi kalo ketemu
lagi sama orang yang pamer-pamer begituan, Eli bakal pamerin juga tuh gunting
sambil nyengir. Trus kita liat aja siapa yang bakal tertawa di akhir nanti.
HAHAHA..!!
Intinya, ikutin aja cara pertama.. xD
Mengapa sih Eli musti susah-susah bikin
pengakuan sebagai korban dan nulis beginian panjang-panjang? Ga malu apa?! Nah,
pertanyaan bagus kuadrat tuh! (padahal yang nanya diri sendiri :p)
Dari yang Eli baca pas browsing-browsing tentang eksibisionis
ini, ternyata banyak loh ladies di
luar sana yang sebenernya pernah jadi korban, tapi ga mau cerita ke
siapa-siapa. Malu katanya. (berarti Eli ga tau malu dong? :p) Tapi itu salah, ladies! Justru hal seperti ini harus
kita share ke temen-temen ladies yang lain agar lebih waspada dan
seenggaknya ngerti-lah musti gimana kalo berhadapan sama mas-mas tukang pamer
semacam ini. Soalnya, ini menurut Eli ya, walopun yang buka-bukaan tu dia, tetep
aja yang dilecehkan itu kita. Intinya, ini udah tergolong pelecehan seksual!
Selain itu, walopun sebenernya ga
bahaya-bahaya banget, tapi tetep aja yang seperti ini tuh ganggu banget. Gara-gara
kejadian itu Eli aja ampe bad mood
seharian. Phhiiuuww. Dan katanya sih ada juga beberapa kasus di mana si pelaku
yang agresif berakhir dengan memperkosa korbannya. Ini udah ga bener!
Well, Eli ga bermaksud nge’judge si pelaku juga sih mengingat,
seperti yang sudah disebutkan di atas, kelainan ini terutama diakibatkan karena
masa lalu si pelaku. Mereka juga ga mau kayak gini. Itu pasti. Tapi, kalo
mereka memang bener-bener pengen berubah dan jadi normal lagi, alangkah baiknya
jika segera berkonsultasi dengan psikiater dan menjalani pengobatan. Langkah awal
itu bukti kalo mereka memang mau berubah. Sisanya tinggal usaha dan doa. Ga perlu
merasa malu. Orang yang ga tau malu itu jauh lebih baik dari pada orang yang cuma
bisa pamer-pamer kemaluan. Dan mari kita semua berdoa agar mereka yang masih
terus melakukan perbuatan menyimpang ini demi nafsu sendiri segera diberikan
kesadaran dan kesembuhan. Amen.. :)
Kejahatan dapat terjadi dimanapun anda berada
ReplyDeletetak mengenal korban baik itu pria maupun wanita, penodongan, penculikan, pemerkosaan dsb
Jadilah Kuat dan lindungi diri anda serta orang-orang yang anda cintai
bergabunglah dengan kami di :
www.bakatsuper.com