Sunday, June 1, 2014

Eksibisionis..?? Terdengar Keren sih, Tapi.....

“Eksibisionis? Tukang pameran-pameran gitu?” adalah tanggapan yang diberikan salah seorang teman saat Eli bercerita tentang pengalaman yang baru saja Eli alami dua hari yang lalu.

Hmmm. Dari segi nama sih emang terdengar keren. Tapi, eeeiitss.. don’t judge a kitten by its name..!! :p Nah berhubung sepertinya masih banyak yang belum mengenal apa sih eksibisionis itu, Eli mendedikasikan post pertama di blog ini untuk menceritakan pada temen-temen, khususnya para ladies, mengenai si tukang pameran ini. Tapi sebelumnya, Eli mau share dulu deh pengalaman Eli yang sangat ga menyenangkan mengenai si eksibisionis ini.


Jadi tuh ya, dua hari yang lalu, Eli lagi jalan dari stasiun menuju ke rumah yang jaraknya ga nyampe sepuluh menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Tak berapa lama, muncullah sesosok pria misterius yang kemudian memarkir motornya di pinggir trotoar.

“Neng..., neng...,” panggil si eksibisionis.

Eli yang polos mengira kalau tuh makhluk malang tersesat dan mau nanya jalan atau sejenisnya. Ketika Eli menoleh, si eksibisionis dengan penuh semangat nunjuk-nunjuk ke bawah. Wajarlah kalo Eli langsung ngelirik. Kali aja dia mau pamerin anjing puddle lucu ato kucing persia yang ngegemesin ke Eli. Eh tau-taunya -____- 

Sleting celana terbuka lebar dan si “Mr.Junior” tergantung di sana. Bahkan si eksibisionis menowel-nowel si “Mr.Junior” dengan girangnya, layaknya seorang bapak yang sedang bermain pesawat-pesawatan model baru dengan putera kesayangannya yang masih balita (huek!). Syukurlah, Eli yang selama ini terkenal dengan wajah datar hanya memandanginya dengan sinis dan terus berlalu seperti tak terjadi apa pun, padahal dalam hati udah was-was aja kalo sampe tuh orang turun trus dari motor trus nyosor kayak angsa lepas. Untungnya ga terjadi apa-apa. Thanks God!

Masalahnya, ini bukan kali pertama Eli menjumpai manusia seperti itu. Beberapa tahun yang lalu, ketika masih rajin-rajinnya naik angkot ke kampus, Eli juga pernah melihat bapak-bapak yang melakukan hal seperti ini di dalam angkutan umum. Tapi, nampaknya si bapak masih malu-malu. Jadi ia hanya membiarkan “Mr.Junior”-nya menyembul keluar dari balik sleting tanpa mencoba untuk menarik perhatian dari penumpang lain. Sialnya, kenapa Eli yang harus duduk di seberang si bapak coba?!

Syukurnya cuma kejadian dua kali. Kalo sampe terjadi untuk yang ketiga kalinya, mungkin malah Eli yang dituduh suka ngintipin sleting orang. Tidaaaakk!! Ini murni cuma kebetulan! Cuma kebetulan!! *tarik napas* (Maaf untuk penjelasannya yang terlalu absurd. Tapi ini sungguh adalah pengalaman nyata. Tanpa dikurangi dan dilebih-lebihkan.)

So ladies, udah bisa menerka apa yang bakal Eli bahas di postingan ini? Yup. Sebuah penyimpangan seksual yang cukup meresahkan. Apalagi Eli sudah mengalaminya dua kali. Dengan dua pelaku yang berbeda. Di TKP yang berbeda. Ada apa dengan dunia ini?!

Penjelasan lebih mendalam mengenai eksibisionis ini dapat temen-temen akses di psikologiabnormal, kompasiana, vemale, dll. Tapi, buat yang males nyari dan buka satu-satu :p, Eli sudah merangkum penjelasannya sebagai berikut.

Intinya, eksibisionis adalah kelainan di mana pengidapnya merasakan kepuasan ketika memperlihatkan/mempertontonkan/memamerkan alat kelaminnya pada orang lain. Dorongan fantasi seksual ini kebanyakan terjadi pada pria, walaupun tak jarang juga menyerang kaum wanita. Sementara korbannya rata-rata adalah kaum wanita dan anak-anak.

Eksibisionisme ini ditandai dengan dorongan yang selalu muncul berulang-ulang, minimal selama 6 bulan. Si penderita merasa harus memamerkan organ vitalnya pada orang lain yang tak dikenal dan yang tak menduga akan menyaksikan pameran ini secara LIVE di depan mata. Lalu, dengan adanya dorongan fantasi yang tak normal ini, si penderita lambat laun akan mengalami masalah interpersonal.

Apa sih yang menyebabkan seseorang mengalami kelainan semacam ini? Well, dikatakan kalo penyebabnya adalah keadaan masa kecil si penderita. Yup, lagi-lagi trauma masa kecil, tak bedanya dengan para pelaku kejahatan seksual pada anak-anak yang sedang marak terjadi saat ini. Bedanya, pengidap eksibisionis diduga adalah mereka yang masa kecilnya super minder, alias kurang percaya diri tingkat tinggi, juga sering merasa tidak aman, dan memiliki ibu yang over-protective. Hal ini menyebabkan mereka ga memiliki kesempatan untuk bergaul dengan lawan jenisnya. Dari perasaan minder itu, muncullah dorongan untuk menjadi pusat perhatian. Salah satu cara yang digunakan ya pamer-pamer begituan di depan umum. Intinya sih si penderita bakal merasa semakin percaya diri karena merasa diperhatikan dan ditakuti oleh korban-korbannya.

Nah, jadi apa sih yang harus dilakukan kalo sampai kita ketemu sama pengidap eksibisionis? (amit-amit, *getok-getok kepala pake bata*) Hhmmm. Dari yang Eli baca, hal yang paling harus dihindari adalah berteriak ketakutan. Kenapa? Karena ekspresi takut dan teriakan histeris dari para korban itulah yang dicari oleh si pelaku. Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, respon takut itu justru akan menambah kepercayaan diri si pelaku dan dapat dipastikan ia akan mengulangi hal tersebut lagi dan lagi. Jadi, ketika kita tanpa sengaja menjadi korban perbuatan gelo si eksibisionis itu, cukup pasang tampang datar ato pura-pura ga liat aja. Intinya sih jangan berikan respon apa pun. Ada juga yang menawarkan cara lain seperti mempermalukan si eksibisionis, misal: mengejek alat kelamin si pelaku, atau kata-katain aja dia di depan umum biar ngerasa malu sendiri. Tapi menurut Eli, cara ini buat yang berani aja sih. Kali aja gitu si pelaku ternyata adalah eksibisionis yang agresif trus ujung-ujungnya kita yang diuber-uber ama dia. Serem. Nah, kalo cara yang sepertinya mau Eli aplikasikan sih: bawa gunting rumput. Jadi kalo ketemu lagi sama orang yang pamer-pamer begituan, Eli bakal pamerin juga tuh gunting sambil nyengir. Trus kita liat aja siapa yang bakal tertawa di akhir nanti. HAHAHA..!!

Intinya, ikutin aja cara pertama.. xD

Mengapa sih Eli musti susah-susah bikin pengakuan sebagai korban dan nulis beginian panjang-panjang? Ga malu apa?! Nah, pertanyaan bagus kuadrat tuh! (padahal yang nanya diri sendiri :p)

Dari yang Eli baca pas browsing-browsing tentang eksibisionis ini, ternyata banyak loh ladies di luar sana yang sebenernya pernah jadi korban, tapi ga mau cerita ke siapa-siapa. Malu katanya. (berarti Eli ga tau malu dong? :p) Tapi itu salah, ladies! Justru hal seperti ini harus kita share ke temen-temen ladies yang lain agar lebih waspada dan seenggaknya ngerti-lah musti gimana kalo berhadapan sama mas-mas tukang pamer semacam ini. Soalnya, ini menurut Eli ya, walopun yang buka-bukaan tu dia, tetep aja yang dilecehkan itu kita. Intinya, ini udah tergolong pelecehan seksual!

Selain itu, walopun sebenernya ga bahaya-bahaya banget, tapi tetep aja yang seperti ini tuh ganggu banget. Gara-gara kejadian itu Eli aja ampe bad mood seharian. Phhiiuuww. Dan katanya sih ada juga beberapa kasus di mana si pelaku yang agresif berakhir dengan memperkosa korbannya. Ini udah ga bener!

Well, Eli ga bermaksud nge’judge si pelaku juga sih mengingat, seperti yang sudah disebutkan di atas, kelainan ini terutama diakibatkan karena masa lalu si pelaku. Mereka juga ga mau kayak gini. Itu pasti. Tapi, kalo mereka memang bener-bener pengen berubah dan jadi normal lagi, alangkah baiknya jika segera berkonsultasi dengan psikiater dan menjalani pengobatan. Langkah awal itu bukti kalo mereka memang mau berubah. Sisanya tinggal usaha dan doa. Ga perlu merasa malu. Orang yang ga tau malu itu jauh lebih baik dari pada orang yang cuma bisa pamer-pamer kemaluan. Dan mari kita semua berdoa agar mereka yang masih terus melakukan perbuatan menyimpang ini demi nafsu sendiri segera diberikan kesadaran dan kesembuhan. Amen.. :)

1 comment:

  1. Kejahatan dapat terjadi dimanapun anda berada
    tak mengenal korban baik itu pria maupun wanita, penodongan, penculikan, pemerkosaan dsb
    Jadilah Kuat dan lindungi diri anda serta orang-orang yang anda cintai
    bergabunglah dengan kami di :
    www.bakatsuper.com

    ReplyDelete